"tidak ada kaitannya antara tingkat kecerdasan seseorang dengan kesuksesan kekayaan".
ya, dengan tegas saya berani mengatakan hal ini. karena menurut saya kesuksesan dalam ukuran wujud materi kekayaan dipengaruhi oleh interes pikiran.
maka perkataan "pinter kok ga punya apa-apa" adalah justru sebuah perkataan bodoh dari orang bodoh yang merasa dirinya pintar.
setiap orang mempunyai interes pemikiran, ketertarikan perasaan untuk menjadi apa, bagaimana, bahkan untuk memikirkan apa.
nah ketika seseorang pikirannya dipenuhi tentang segala hal kebendaan yang menjadi ukuran sebuah kesuksesan, bisa jadi ia benar-benar akan mencapai apa yang ia inginkan itu, karena pikirannya difokuskan untuk mencapainya. walaupun ada juga yang sudah mikir jungkir balik tetap saja keadaannya tidak pernah memuaskan.
sebaliknya ketika seseorang yang memang tidak menganggap penting hal-hal materi, tentu saja kecil kemungkinannya ia bisa memiliki apa-apa yang menjadi ukuran pihak pertama, dan itu wajar karena memang ia tidak pernah mengejarnya. walaupun belum tentu bisa dikatakan bahwa orang-orang seperti mereka ini akan hidup sengsara.
BAGAIMANA SAYA MEMANDANG KEHIDUPAN
pertama, saya melihat banyak sekali orang-orang yang jauh lebih pintar dari saya, ini adalah fakta dan sebuah pengakuan.
kedua, bagi saya hidup adalah seperti sebuah aliran dimana kita berenang di dalamnya, dengan segala persoalannya. sebuah proses berenang dari hulu "awal kehidupan" sampai di hilir "akhir kehidupan". saya hanya harus tetap bertahan, survive, mengikuti alirannya.
tugas saya hanya bertarung dengan arus kehidupan, atau mungkin bersahabat dengannya, dan saya tidak pernah tahu apakah saya akan bisa melihat lautan. ataukah bagaimana kondisi saya ketika tiba disana, apakah tubuh saya masih utuh? koyak tidak karuan, bernafas terputus-putus, atau bahkan dengan tubuh telah tanpa nyawa.
saya benar-benar tidak tau, saya hanya ingin menjalani prosesnya.
saya tidak akan berpikir saya harus punya ini itu, saya juga tidak perlu menganggap penting ukuran yang dibuat orang lain, benak saya dipenuhi sebuah peperangan dengan jiwa saya sendiri.
satu hal yang saya yakini, bahwa saya seorang pengembara, saya harus terus bertarung dengan kehidupan, sambil menjalankan kewajiban-kewajiban yang sekiranya harus dan sanggup saya lakukan.
tanggung jawab adalah sebuah koridor dimana saya berada, tugas saya hanya berusaha sekuat tenaga memenuhi yang menjadi tanggung jawab saya.....