Beberapa hari ini media diramaikan dengan berita
ditangkapnya Ratu Atut, gubernur Banten, dengan tuduhan suap pilkada Lebak,
Banten. Namun bukan hal itu yang akan kita bicarakan kali ini, tapi berita lain
yang mengiringinya, soal aksi ratusan Jawara Banten yang secara demonstratif
menunjukkan dukungannya kepada Ratu Atut.
aksi jawara banten (foto: google search image) |
Tradisi Pengerahan Massa di Negeri Kita
Sering kali terjadi dan kita saksikan, bukan hanya di pusat
tapi juga di daerah-daerah, ketika seorang ‘tokoh’ terlibat suatu kasus
persoalan seringkali diwarnai dengan ramainya massa tim ‘pendukung’. Beberapa kejadian
yang masih kita ingat diantaranya adalah ketika Presiden Gus Dur hendak
dilengserkan oleh DPR, ribuan massa pendukung Gus Dur pun dikerahkan, lengkap
dengan aksi kebal senjatanya. Banyak lagi kasus sengketa pemilu misalnya,
seringkali pihak-pihak yang merasa kalah dan dirugikan mengerahkan massa besar
untuk menekan KPU dan penyelenggara pemilu.
Ada apa dengan negeri ini?
Memang, mengemukakan suara dan pernyataan adalah hak setiap
orang yang dijamin dengan undang-undang, persoalannya adalah apakah yang kita
bela dan dukung habis-habisan itu adalah hal yang menyangkut kepentingan umum,
masyarakat banya, ataukah hanya persoalan individu semata?
aksi pengerahan massa (foto: google search image) |
Hal lain adalah tentang cara-cara menyampaikan dukungan,
apakah tidak bisa dengan cara baik dan elegan?
Apakah harus
dengan cara demonstratif yang cenderung menekan dan menakuti pihak lain?
Belum lagi
persoalan kadang aksi-aksi semacam ini mengganggu ketertiban dan kepentingan
umum masyarakat lainnya, bahkan tidak jarang menimbulkan kecemasan.
Sebuah pertanyaan
lain, bagaimana jika orang yang kita dukung itu ternyata memang bersalah?