18
“John…”
John memasukkan kembali gulungan kertas yang
belum selesai dibacanya kedalam kotak.
“Ada
apa, Ed?”
Eddy tidak menjawab, ia hanya menggerakkan ujung
dagunya memberi isyarat agar John mengikutinya.
Bibi Anne mencoba tersenyum begitu Eddy dan
John masuk ke dalam kamar. Dengan ujung matanya ia meminta agar keduanya mendekat.
Dengan hangat digenggamnya tangan dua laki-laki itu.
“Anak-anakku… maafkan ibu, ya.”
Bibi Anne berusaha tersenyum menyembunyikan
kesedihannya.
“John… bibi telah melaksanakan apa yang
diminta oleh ibumu. Sekarang Bibi sudah merasa tenang, nak.”
Bibi Anne kembali menggenggam erat tangan John
dan Eddy, kemudian menciumnya.
"Anak-anakku… kalian berdua harus rukun
dan saling menjaga, ya!. Ingat, kalian adalah saudara!.”
John dan Eddy hanya diam menahan rasa pedih
yang mendera.
“Sekarang biarkan bibi tidur. Bibi merasa sangat
lelah. Rasanya ingin sekali tidur yang lama."
Keheningan menyelimuti kamar. Bibi Anne menatap
dua laki-laki di dekatnya kemudian tersenyum dan perlahan memejamkan matanya.
Dadanya bergerak begitu pelan, semakin lama semakin halus, kemudian segala yang
ada di sekeliling mereka menjadi seperti berhenti bergerak. Sunyi senyap.
*
* *
Komplek pekuburan itu kini begitu sepi, para
pelayat telah sejak tadi pergi. Kedua laki-laki itu masih diam terpaku, menatap
lemah ke gundukan tanah basah yang ada di depan mereka. Telah beberapa jam
keduanya hanya diam tanpa suara, tenggelam dalam alam pikiran mereka
masing-masing.
John menyentuh pundak Eddy dengan tangan
kirinya. “Ed… sebaiknya kita pulang, sebentar lagi gelap!”
Eddy mengangguk pelan. Sekali lagi ia meraba
tanah basah di hadapannya. Sambil terpejam ia meremasnya, seperti ingin meraih
kembali sesuatu yang kini tersimpan di dalam sana.
Angin sore berhembus pelan, menggugurkan dedaunan dan bunga kering. Kedua laki-laki itu melangkah pelan meninggalkan pemakaman, berjalan tertunduk mengikuti gerakan ujung-ujung sepatu mereka, dalam diam tanpa kata…
Angin sore berhembus pelan, menggugurkan dedaunan dan bunga kering. Kedua laki-laki itu melangkah pelan meninggalkan pemakaman, berjalan tertunduk mengikuti gerakan ujung-ujung sepatu mereka, dalam diam tanpa kata…
Tidak ada komentar :
Posting Komentar