15
Hari masih gelap,
butterfield masih berselimut kabut. John merapatkan mantelnya berusaha melawan
hawa dingin. Tatapannya mengarah ke tengah danau, mencoba menembus pekatnya
kabut.
Heningnya malam tiba-tiba
terusik oleh suara kecipak air disusul munculnya seraut wajah di permukaan
danau. Setelah mengambil napas, dengan gerakan ringan tubuh itu berenang menuju ke tepi, ke tempat dimana
John berdiri.
“Ahh… segar sekali! Ayo
John!. Kenapa kau diam saja sayang? Ayolah turun!. Kau pemalas sekali!”.
Melihat John hanya tersenyum
dengan sengaja ia mencipratkan air ke wajah John kemudian berbalik cepat sambil
tertawa sebelum John sempat membalasnya.
Sosok itu terus berenang
semakin jauh ke tengah kemudian hilang di balik kabut yang semakin tebal.
Karen… bagaimana aku bisa
melupakanmu!.
John menarik napas panjang
kemudian mengusap wajahnya. Masih jelas dalam ingatannya bagaimana dulu ia dan
Karen menyelinap di pagi buta, saat penghuni lain masih terlelap. Dengan
berjingkat mereka menuju danau, berenang dan berkejaran sebelum akhirnya
menyatu, mencari kehangatan dalam dinginnya air.
* * *
“Wah, kau sudah bangun
rupanya!. Dari danau?”, bibi Anne menyapa John yang baru saja tiba di teras
rumah.
“Iya, bi. Aku rindu dengan
suasana pagi di sini.”, jawab John sambil duduk di sebelahnya.
“Apa yang ingin kau lihat
dalam kabut seperti ini, nak?”. Bibi Anne tertawa sambil meraih cangkir tehnya.
John hanya diam, percuma
saja menjawab pikirnya.
“Eddy kemana, bi?”
“Mungkin di gudang,
mengambil kayu untuk perapian.”
“Ooo…”
“Ayo kita ke dalam! Ada yang ingin bibi
tunjukkan padamu.”
“Baik, bi”.
John membimbing wanita tua
itu menuju kamarnya.
“Tunggu sebentar ya!”
Bibi Anne menuju sebuah
lemari, meninggalkan John yang duduk menghadap jendela, menatap jauh ke arah
danau yang mulai berwarna keperakan.
Kabutnya mulai menghilang…
indah sekali!
“John…”
“Iya, bi”.
John bangkit mendekati bibi
Anne yang kini duduk di atas tempat tidur. Sebuah peti kayu berwarna gelap
berukuran cukup besar berada di pangkuannya.
“Sudah waktunya bibi
serahkan benda ini kepadamu. Terimalah!”
Dengan ragu John meraih
kotak yang disodorkan kepadanya, “Apa ini, bi?”.
“Bukalah!”, perintah bibi
Anne sambil tersenyum.
- * -
baca cerita lainnya: MENJARING BUIH