Apakah rencana dan cara-cara tersebut akan berhasil menekan konsumsi BBM?
Apa itu RFID?
RFID (bahasa Inggris: Radio Frequency Identification) adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder.
Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID berisi informasi yang disimpan secara elektronik dan dapat dibaca hingga beberapa meter jauhnya.
RFID dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti: Manajement Akses, Pelacakan barang, Pengumpulan dan pembayaran tol, Mesin pembaca dokumen berjalan, Pelacakan identitas untuk memverifikasi keaslian, Pelacakan bagasi di bandara, dan lain-lain.
Keunggulan Label RFID dibandingkan system manual atau penggunaan Barcode (kode batang)
- Sebuah label RFID dapat ditempelkan ke sebuah obyek dan digunakan untuk melacak dan mengelola inventaris, aset, orang, dan lain-lain. Sebagai contoh, label RFID bisa ditempelkan di mobil, peralatan komputer, buku-buku, ponsel, dan lain-lain.
- Label RFID dapat dibaca jika melewati dekat pembaca label, bahkan jika pembaca tertutup oleh objek atau tidak terlihat.
- Label dapat dibaca di dalam sebuah wadah, karton, kotak atau lainnya.
- Label RFID dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan kode batang hanya dapat dibaca satu per satu.
(sumber: Wikipedia)
pemasangan RFID pada tutup tangki kendaraan (foto detiknews) |
Apakah RFID bisa efektif menekan konsumsi BBM (bersubsidi)?
Vice President Fuel Retail PT Pertamina (Persero) Muhammad Iskandar menegaskan, sementara ini RFID hanya memonitor konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, baru berfungsi untuk merekam konsumsi BBM saja, baru tahap monitoring saja. karena sampai hari ini pemerintah sendiri belum memprogramkan pengendalian atau pembatasan konsumsi BBM subsidi. pemasangan RFID ini lebih bertujuan untuk meminimalisasi penyalahgunaan BBM bersubsidi. Iskandar mengaku belum bisa memastikan kapan pemerintah mengeluarkan regulasi, bahkan hingga target pemasangan RFID usai, yakni pada Juni 2014. (Kompas.com).
Wacana usaha penghematan/pengurangan pemakaian BBM (bersubsidi)
Penggunaan BBM tentu saja berbanding lurus dengan banyaknya kendaraan. Semakin banyak permintaan pembelian kendaraan pribadi maka kendaraan semakin banyak diproduksi, otomatis pemakaian BBM akan meningkat juga, sebuah hukum pasar yang tidak bisa dielakkan.
Tentu pemerintah tidak mungkin mengeluarkan aturan pembatasan pembelian kendaraan pribadi, karena bertentangan dengan hak sipil individu masyarakat sebagai pengguna dan para produsen kendaraan bermotor itu sendiri. Yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengeluarkan berbagai kebijakan yang secara tidak langsung akan menekan konsumsi BBM, yang tidak terbaharui.
Tidak bisa dipungkiri alasan masyarakat membeli kendaraan pribadi salah satunya adalah karena masyarakat merasa tidak aman dan nyaman menggunakan transportasi umum (selain karena tingkat kemajuan penghasilan/ekonomi). Maka pemerintah seharusnya berupaya sekuat tenaga untuk mengadakan sarana dan prasarana transportasi umum/masal yang aman dan nyaman, sehingga masyarakat akan lebih banyak menggunakan angkutan umum daripada menggunakan kendaraan pribadi.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah terus melakukan riset sungguh-sungguh untuk bisa memproduksi Bahan Bakar alternatif yang terbaharukan, sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Selama ini kita melihat usaha pemerintah memproduksi Bahan Bakar alternatif ini berjalan setengah-setengah.
Jika pemerintah melakukan kedua usaha ini dengan sungguh-sungguh maka konsumsi BBM akan bisa ditekan atau dibatasi. Kalaupun pemerintah harus tetap memberikan subsidi harga BBM maka harus dipastikan bahwa BBM bersubsidi tersebut benar-benar hanya boleh dinikmati kalangan yang berhak menerimanya. Jangan sampai mobil mewah kalangan mampu justru ikut menikmati subsidi!.
RFID dan Pajero Sport (foto Adellia.fb) |