Para penganut hukum tertulis
(agamawan) menyatakan bahwa hukum lisan (oral law) yang termuat dalam Talmud
banyak bertentangan dengan alkitab, bahkan dianggap sengaja dibuat untuk menentang
Taurat, itulah sebabnya sejak masa Paus
Innocent III . , Pada abad ke 11 sampai 18 Talmud telah dibakar di tiang
pancang di Italia , Perancis, Jerman , Spanyol , dan banyak negara lain , juga
pada abad ke 18 di Polandia oleh para pengikut Frank , oleh Uskup Dembovski , salinan
Talmud diseret melalui jalan-jalan kota menggunakan kuda, sebelum kemudian
dikirimkan kepada algojo untuk dibakar di tiang di Kamenetz , Lemberg , Brody
dan di tempat-tempat lain.
plate facing page 48: contents of talmud in hebrew |
MISHNA (inti dari hukum dan tradisi Yahudi, dan teks inti Talmud - the core of Jewish law and tradition, and the text at the center of the Talmud)
Kebiasaan dan peraturan ini awalnya diajarkan secara lisan
secara turun temurun pada bangsa Israel. Para murid rabbi zaman kuno kemudian mencatat
esensi pelajaran yang disampaikan kepada mereka dalam bentuk ringkasan-ringkasan,
dengan tujuan agar bisa dengan mudah mengingatnya. Mereka, kadang-kadang, menambahkan
komentar dan penjelasan yang lebih luas dalam bentuk catatan-catatan. Seiring perjalanan
waktu, bagaimanapun, ketika Mishna ditulis ulang dari salinan sebelumnya yang sudah
ada, banyak tambahan-tambahan yang telah dibuat.
Pada masa Rabbi Jehudah the Prince, umumnya disebut Rabbi, diputuskan
untuk mengumpulkan semua Mishna yang ada di majelis-majelis perguruan (akademi)
untuk disusun ulang. Dari kumpulan Mishna-mishna ini ia memilih enam divisi, yang
disebut sesuai dengan subjek yang mereka bahas, yaitu: Benih (Seeds), Perayaan
(Feasts), Perempuan (Women), Kerusakan (Damage), Pengorbanan (Sacrifices), dan
pemurnian (Purifications), dan dia dinyatakan sebagai kitab suci bagi seluruh bangsa
Israel.
Mishna yang disusun oleh Rabbi Jehudah beberapa diantaranya
masih sepenuhnya utuh, sebagian lain adalah reproduksi dari bentuk aslinya,
Rabbi Jehudah juga banyak menambahkan komentar singkat sendiri sehingga pada
beberapa bagian telah berubah dalam bentuk yang sama sekali baru, hal ini dikarenakan
pada zaman itu kebiasaan-kebiasaan lama telah banyak berubah dan mengambil
bentuk-bentuk baru. Isi catatan-catatan tersebut sebagian adalah penafsiran
hukum dari Rabbi Jehudah sendiri, atau keputusan dari Rabbi terkenal lain yang
ditulis namanya dan nama-nama rabi yang menentangnya, tapi sebagian lagi tanpa
menyebut sumber hanya cukup dengan mengatakan "A'herim" ("Anonymous
guru mengatakan).
Dalam menyusun Mishna ini Rabbi
Jehudah tidak mencari persetujuan dari semua orang sezamannya dalam dalam
penyusunan Mishna, bahkan ia menyusun Mishna sesuai dengan pandangannya
sendiri. Begitulah, bagaimanapun, sebagai seorang pria menonjol,mempunyai pengaruh
dan kekayaan, Rabbi Jehudah berhasil memadamkan penolakan dari orang yang
menentangnya dan menjadikan hukumnya itu seperti hukum Musa sendiri.
Pada proses pengumpulan Mishna
oleh Rabbi Jehudah banyak Mishna yang ditolak dan dihancurkan karena dianggap
tidak sesuai, namun beberapa Mishna berhasil disembunyikan di luar wilayah
yuridiksinya, yang lain lagi berhasil diam-diam diselamatkan oleh para murid
dan beberapa waktu kemudian segera muncul setelah kematian Rabbi Jehudah.
Mereka, yang berhasil
menyelamatkan mishna-mishna lain, tidak menyebutnya dengan Mishna, karena Mishna
menyiratkan arti “di samping hukum Musa", mereka menyebutnya TOSEPHTOTH
yang berarti "penambahan periode selanjutnya, atau hanya tambahan, bukan hal
prinsip/utama”. Sebagian yang lain menyebutnya BORAITHOTH, yang bermakna “diluar,
sekunder, bukan hal prinsip”.
Setelah kematian Rabbi Jehudah
mishna-mishna yang disembunyikan tersebut kemudian dengan cepat menyebar, dan mengancam
keberadaan Mishna Rabbi. Untuk mengatasi hal ini murid-murid Rabbi Jehudah kemudian
mendirikan perguruan/akademi yang bertujuan untuk mengabadikan Mishna Rabbi, mereka
adalah orang-orang dari Rabh dan Samuel di Babel (Babylonia) , juga Rabbi Janai
dan Rabbi Jo'hanan di Palestina.
Akademi-akademi ini melakukan
usaha keras untuk menyelaraskan Mishna Rabbi dengan ajaran-ajaran yang ada dalam
Boraithoth. Pada saat Mishna Rabbi itu disusun ulang dan diisi ulang dengan
teks dari Boraitha (Boraithot) banyak sekali terdapat hal-hal yang bertentangan.
Karena tidak berhasil menemukan cara untuk memenuhi tujuan mereka, akhirnya mereka
memasukkan Mishna baru komposisi mereka sendiri ke dalam teks Rabbi.
GEMARA
Dalam ajaran-ajaran
perguruan tinggi, yang mencakup periode beberapa abad, juga ada kelompok yang menemukan
penganutnya dan menjadi hukum adat sendiri yang kemudian disebut Gemara, bermakna
"kesimpulan”. Inti tujuan Gemara adalah menyelaraskan antara Mishna dan
Boraitha.
Para guru yang disebutkan dalam
Mishna Rabbi ataupun dalam Boraithoth dan Tosephta disebut Tanaim (tunggal
Tana) berarti Instruktur, Profesor. Sedangkan para guru Gemara disebut AMORAIM
(interpreter). Mereka ini, Interpreter (Amoraim), tidak memiliki kewenangan
untuk menyimpang dari isi semangat Mishna, kecuali didukung oleh Tana (Guru) lain
yang menentang isi Mishna yang diperdebatkan tersebut, dalam hal ini mereka
bisa mengikuti pendapat Tana tersebut. Dan dalam banyak kasus, untuk sampai
pada keputusan akhir mengenai teori hukum (seperti, interpretasi Rabbi yang
tepat atau Jo'hanan) mereka sangat sulit melakukannya.
PENYUSUNAN TALMUD
Pada akhir abad kelima (abad
ketiga Amoraim) Rabhina dan R. Ashi, anaknya, mulai menyusun Gemara, tetapi
tidak berhasil, mereka meninggal sebelum menyelesaikan tugas mereka, dan Gemara
harus menjalani kemungkinan penularan dari tangan ke tangan sampai munculnya masa
Rabana Jose, pimpinan Universitas Saburaic terakhir di Pumbeditha, yang
meramalkan bahwa perguruannya ditakdirkan untuk menjadi yang terakhir, karena
penganiayaan yang akan muncul bagi orang-orang Yahudi dari hari-hari
"Firuz". Dia juga khawatir bahwa naskah Amoraic akan hilang, hari-hari
gelap datang atau perubahan material, jadi ia memanggil semua rekan kontemporer
dan buru-buru menyelesaikan Talmud.
Karena tergesa-gesa disusun
maka menyebabkan tidak hanya penyusunannya yang tidak tepat, juga banyak terdapat
pengulangan dan penambahan, juga menyebabkan terjadinya "talmudizing",
artikel yang tidak pernah dapat ditelusuri dari Talmud. Dalam hal ini terdapat ungkapan,
"Bahwa R. Ashi adalah fabrikasi", yang diulang berkali-kali sepanjang
Talmud, yang bisa berarti tidak berasal dari Amoraim, apalagi untuk para Leluhur atau kitab
para nabi.
Tujuan utama para penulis
Gemara adalah untuk mengabadikan Mishna sebagai satu-satunya sumber kode agama
dan sipil Yahudi setelah hukum Musa sendiri, mereka tidak hanya mengarahkan
semua energi mereka untuk diskusi dan menyempurnakan pengeditan, tetapi berusaha
keras agar kata-kata dan huruf dalam Gemara tampak seperti terinspirasi dari
kitab suci sendiri.
Sering
kali, ketika mereka menemukan Mishna berbeda dengan kebiasaan yang dilakukan pada
masa mereka, mereka terpaksa harus melakukan penyelidikan dan diskusi yang lama,
sampai mereka berhasil membangun harmoni antara titik-titik yang berbeda-beda. Semua
upaya ini diarahkan untuk membantah dan menyangkal pernyataan dari sekte yang
berbeda yang menentang hukum lisan dan yang cenderung untuk mematuhi hukum
tertulis semata-mata.
Karena
itu para rabi dari Gemara sering
mengatakan "MINALAN?" (darimanakah sumbernya?), atau "Minoh Hanne
MILI?" (yang berarti "Dari mana semua ini disimpulkan?") dalam mengatasi
subjek yang tidak jelas ditentukan dalam Alkitab, dan juga komentar seruan "
PESHITA!" (Ini adalah jelas!) untuk pelajaran yang secara jelas disebutkan
dalam Kitab Suci yang tidak membutuhkan adanya penafsiran lain.
Demikian berbagai cerita
yang mewarnai penyusunan TALMUD.
Sumber: The Babylonian Talmud
Translated
by Michael L. Rodkinson
[1918]