TOLERANSI itu bisa kita ibaratkan ke5 buah jari tangan. masing-masing jari mempunyai sifat, fungsi, dan kedudukan yang berlainan.
BELAJAR TOLERANSI dari ke5 JARI
toleransi berarti membiarkan, menghargai, tidak mengganggu, dan tidak merampas hal-hal yang memang ada dalam kedudukan masing-masing. ketika jari manis mengenakan sebuah cincin maka jari telunjuk atau kelingking tidak bisa berkata bahwa cincin itu harus diposisi mereka karena belum tentu enak dilihat. dan begitu sebaliknya jari manis tidak bisa ngamuk ketika telunjuk atau kelingking dengan santai dan nikmatnya melakukan 'ngupil'.
makna membiarkan juga bisa didefinisikan sebagai tidak memaksa agar yang lain ikut. jari manis tidak bisa memaksa mengajak telunjuk/kelingking untuk ikut masuk kedalam lubang cincin karena lubangnya tidak bakal muat, sebaliknya telunjuk juga tidak bisa memaksa kelingkin atau jari manis untuk ikut-ikutan 'ngupil' karena
lubang hidung bisa melar dan jebol.
(lihatlah, coba kita perhatikan, ketika kelingking atau telunjuk sedang 'ngupil' maka ke4 jari yang lain dengan ikhlas akan menekuk dan membiarkan hanya satu jari yang 'ngacung'. APA ANDA PERNAH 'NGUPIL' DENGAN LIMA JARI TERBUKA DAN NGACUNG? itu namanya bukan 'ngupil' tapi ngipas :D)
penjabaran diatas adalah makna toleransi kedalam, sesuatu yang sifatnya individu/masing-masing.
TOLERANSI yang kedua bersifat keluar. artinya untuk hal-hal diluar fungsi/kedudukan/atau apapun dari masing-masing ke5 jari.
pada kondisi-kondisi tertentu ke5 buah jari kita akan melupakan fungsi/kedudukan asli individunya. pada kondisi ketika diperlukan ke5 buah jari ini tidak akan ingat lagi mana yang sebagai penunjuk, membenarkan, tempat perhiasan, atau pun ngupil, ke5nya akan bersinergi untuk sebuah kepentingan diluar diri mereka (atau bisa juga bersinergi untuk kebutuhan bersama).
misalnya ketika kita ingin mengambil sesuatu, maka ke5 jari serentak menekuk untuk mengambil sesuatu itu. begitu juga ketika menghindari sesuatu yang besar, ke5 jari serentak terbuka lebar untuk mendorong/menghalau sesuatu, atau seentak bersama-sama mengepal untuk menghantam.
KESIMPULAN
maka begitulah sebuah toleransi, ia bersifat keluar dan kedalam. untuk urusan dalam/rumah tangga masing-masing ke5 jari tidak saling mengganggu sekaligus juga tidak menyeret-nyeret jari yang lain untuk ikut.
sedangkan untuk urusan luar maka ke5 jari bisa bersinergi bekerja untuk kepentingan bersama.
mungkin anda bertanya-tanya kenapa saya menulis ini. saya ingin dengan jelas mengatakan: "ketika kita mengganggu maka itu bukan toleransi, dan ketika kita ikut-ikutan maka itu juga bukan bentuk toleransi, begitu juga ketika kita tidak menghargai orang untuk tidak ikut maka itu juga bukan toleransi."
Apakah Hukumnya Mengucapkan Selamat Hari Natal
"ketika anda mengganggu orang 'misa' itu bukan toleransi, ketika anda yang islam mengucapkan 'selamat natal' itu pun bukan bentuk toleransi, dan ketika anda tidak menghargai kenapa kami tidak mengucapkannya itu juga bukan sebuah toleransi".
PENUTUP
jika anda tetap bingung dengan tulisan panjang ini, saya akan menyingkat arti TOLERANSI menggunakan sebuah idiom jawi: "JAR NO WAE!"